Sosok guru menjadi ujung tombak di daerah terdepan, terpencil dan tertinggal. Keadaan yang sangat terbatas, mulai dari perumahaan guru yang baru dibangun tanpa ditinggali karena belum ada serah terima kunci, keadaan fasilitas sekolah yang belum sepenuhnya ada, listrik yang belum masuk desa, hingga sampai komunikasi yang tidak dapat dilakukan.
Wajar saja, jikalau keterbatasan tersebut dimiliki oleh daerah 3T yang notabene memang belum terdapat sejumlah fasilitas-fasilitas yang sudah dinikmati oleh sebagian besar masyarakat Indonesia. Sehingga kita perlu memperjuangkan untuk melawan keterbatasan tersebut.
Saya sebagai salah seorang blogger (red), menemani istri guru garis depan, juga sempat mengajar walaupun tidak sesuai dengan pendidikan yang saya tekuni selama ini. Kami benar-benar berjuang melawan keterbatasan untuk mengajar di SMAN 10 Urbinasopen.
Persiapan yang kami bawa ketika mengetahui bahwa sekolah tersebut berada di daerah yang tidak ada listrik, kami membawa sjumlah perangkat solarsell dan membawa akinya, walaupun pengecesan aki belum maksimal. Sesaat kita juga menggunakan lilin, jika cuaca mendung tanpa ada sinar matahari yang dirubah menjadi listrik ke aki.
Selain itu, asrama yang seharusnya dipakai untuk guru SMAN 10 Raja Ampat, sampai sekarang belum digunakan walaupun sudah jadi, karena belum ada serah terima kunci. Selain itu kepala sekolah sebgai pendiri harus mencarikan rumah-rumah yang kosong untuk ditempati, sehingga disini kepala sekolah sangat bertanggung jawab atas kesejahteraan para guru.
Tanpa fasilitas tersebut kami para guru berjuang melawan keterbatasan, mulai dari tempat tinggal yang kami pakai dahulu adalah sebuah rumah dinas yang diperuntukan oleh dinas kehutanan namun tidak terpakai dan juga kepala sekolah yang tinggal di rumah bekas dari koperasi kecamatan yang juga tidak digunakan.
Fasilitas sekolahnyapun masih sangat minim, belum ada kantor guru, jikalau hujan, kami harus kehujanan karena yang menutupi gentingnya adalah sebuah daun-daun yang dibuat oleh para siswa kami. Selain itu sekolah tersebut belum tersedia MCK, Perpusatakaan, Laboratorium dan masih banyak lagi fasilitas yang belum tersedia disana.
Untuk update dapodik dan PMPpun kami harus pergi ke kota, tanpa harus membebankan sekolah yang notabene masih terlalu dini. Selain keterbatasan rumah tinggal para guru, kami juga harus mengasingkan diri sejenak tanpa ada sinyal handphone yang masuk ke desa tempat tinggal kami. Kami ingin mencoba sebuah alat yang dijual di aliexpress namun sampai sekarang belum terealisasi karena dalam membeli alat tersebut harus menggunakan dollar.